Sedikit Tazkirah

Jumpa di www.paksi.net

Kata Ibnu Mubarak, Khalid bin Ma’dan berkata kepadaMu’az: “Mohon diceritakan satu Hadis yang terdengar olehmu dari Rasulullah SAW. yang dihafal olehmu dan setiap hari dingat-ingat olehmu lantaran kerasnya hadis itudan betapa halus dan dalamnya maksud hadis tersebut.Hadis manakah yang menurut pendapat tuan yang palingpenting?” Maka jawabnya(Mu’az): “Baiklah..aku akan sampaikan” Kemudian beliau menangis dahulu, lama sekalimenangisnya itu, selanjut beliau berkata: “Emh,..sungguh rindu sekali kepada Rasulullah, ingin segera bersua dengan baginda.” Kemudian beliau berkatalagi: “Ketika menghadap Rasulullah SAW. beliau menunggangiunta dan beliau menyuruhku untuk naik di belakangbeliau; kemudian berangkatlah aku bersama beliaudengan mengendarai unta tersebut dan beliau menengadahke langit, kemudian bersabda dengan maksud: “Puji syukur ke hadirat Allah Yang Berkehendak kepadamakhlukNya menurut kehendakNya wahai Mu’adz! Jawabku: “Ya! Sayyidal Mursalin.” Sabda beliau: Sekarang aku akan menceritakan satu cerita kepadamuyang apabila dihafal olehmu, akan berguna bagimu, tapikalau diabaikan olehmu, maka kamu tidak akan mempunyaihujjah kelak di hadapan Allah. Hai Mu’adz, Allah itu menciptakan tujuh Malaikatsebelum dia menciptakan langit dan bumi; tiap satu adasatu Malaikat yang menjaga pintu; dan tiap-tiap pintuitu dijaga oleh Malaikat Penjaga Pintu, menurutkadarnya pintu dan keagungannya. Jadi, Malaikat yang memelihara amalnya sihamba, yangmencatatkan amalnya sihamba itu naik ke langit denganmembawa amalnya sihamba yang bersinar-sinar cahayanyabagaikan cahaya matahari. Setelah sampai ke langitPertama, Malaikat Hafazdzah yang menganggap amalnyasihamba itu banyak, memuji kepada amal-amal tersebut,tapi setelah sampai kepada pintu langit Pertama; kataMalaikat Penjaga Pintu Pertama kepada MalaikatHafadzah: “Nah tamparkan amal ini ke muka (wajah) pemiliknya,saya ini penjaga tukang mengumpat, saya diperintahkanuntuk tidak menerima tukang mengumpat orang lain itumasuk, jangan sampai melewatiku untuk mencapai langityang berikutnya.” Kemudian keesokan harinya ada lagi Malaikat Hafadzahnaik ke langit dengan membawa amal Sholih yangberkilauan cahayanya, yang dianggap oleh MalaikatHafadzah begitu sangat banyaknya serta dipuji; begitusampai ke langit Kedua (yang lulus/selamat dari langitpertama kerana si pemiliknya tidak suka mengumpat). Kata Malaikat di langit kedua: ..”Berhentilah dantamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya sebab denganamalnya itu dia mengharap keduniaan, Allahmemerintahkan kepadaku harus menahan amal ini jangansampai melepasi langit yang lain.” Maka Malaikatsemuanya melaknat kepada orang yang tersebut sampaipetang. Ada lagi Malaikat Hafadzah yang naik ke langit denganmembawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, penuhdengan sedekah, puasa dan bermacam-macam kebaikan yangoleh Malaikat Hafadzah dianggap demikian banyaknya dandipuji; tapi apabila sampai ke langit Ketiga kataMalaikat Penjaga Langit Ketiga: “Berhentilah, tamparkanlah kewajah pemiliknya amalini, saya Malaikat Penjaga Kibir(orang yangsombong/angkuh). Allah memerintahkan kepadaku agaramal ini tidak melepasi pintuku, jangan sampai kelangit berikutnya, salahnya sendiri dia takabburkepada orang lain di dalam perkumpulannya.” Singkatnya, Malaikat Hafadzah naik lagi ke langitdengan membawa amal hamba yang lain, bersinar bagaikanbintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuhdengan tasbih, dengan puasa, sholat, haji dan umrah.Begitu sampai langit yang keempat; Malaikat Penjagalangit Keempat itu berkata: “Berhentilah jangan dilanjutkan, tamparkan amal ini kewajah pemiliknya; saya ini Penjaga Ujub, Allahmemerintahkan kepadaku agar amal ini jangan sampaimelepasi, sebab jika dia beramal selalu ujub.” Kemudian naik lagi Malaikat Hafadzah dengan membawaamal hamba yang diiringi seperti pengantin perempuanyang diiringi kepada suaminya, begitu sampai ke langitkelima membawa amal yang begitu bagus, seperti jihad,ibadah Haji, Umrah, cahayanya berkilauan bagaikanmatahari. Kata Malaikat Penjaga Langit Kelima: “Saya ini penjaga sifat hasad/dengki, nah dia itu yangamalnya demikian bagus suka hasud/iri hati kepadaorang lain atas kenikmatan Allah yang diberikankepadanya; jadi dia itu membenci kepada Yangmeridhokan, (kepada Allah). Saya diperintahkan olehAllah jangan membiarkan amalnya itu untuk melepasipintuku ke pintu yang lain.” Kemudian Malaikat Hafadzah naik lagi dengan membawaamal yang lain, membawa wudhu yang sempurna, sholatyang banyak, puasa, haji umrah sehingga sampailah kelangit yang Keenam; kata Malaikat penjaga pintu itu: “Saya ini Malaikat Penjaga Rahmat, nah amal yangseolah-olah bagus ini tamparkanlah ke wajahpemiliknya, salahnya sendiri bahawa dia itu belumpernah mengasihi orang lain, apabila ada orangmendapat musibah, maka dia merasa senang. Sayadiperintahkan oleh Allah bahawa amalnya ini janganmelepasiku, supaya jangan sampai kepada pintu yanglain.” Dan naik lagi Malaikat Hafadzah ke langit denganmembawa amal si hamba berupa bermacam-macam sedekah,puasa, sholat, jihat dan wara’; suaranya punbergemuruh bagaikan geledek, cahayanya bagaikan kilat.Begitu sampai kepada langit yang ke tujuh, kataMalaikat yang menjaga langit yang Ketujuh itu: “Saya ini Penjaga Suma’ah(ingin masyhur), sesungguhnyasipengamal ini ingin termasyhur dalamkumpulan-kumpulan dan selalu ingin tinggi di saatberkumpul dengan kawan-kawannya yang sebaya dan inginmendapat pengaruh dari para pemimpin, Allahmemerintahkan kepadaku agar amalnya itu jangan sampaimelepasiku dan jangan sampai kepada yang lain, dantiap-tiap amal yang tidak bersih kerana Allah, makaitulah balasannya. Allah itu tidak akan menerima danmengabulkan kepada amalnya orang-orang yang riya.” Kemudian Malaikat Hafadzah itu naik lagi denganmembawa amalnya hamba seperti sholat, zakat, puasa,haji, umrah, akhlak yang baik dan pendiam tidak banyakbercakap kosong, selalu berzikir kepada Allah;kemudian diiringi oleh Malaikat ke langit ketujuhsehingga sampai menerobos hijab-hijab dan sampailah kehadirat Allah. Para Malaikat itu berdiri di hadapanAllah. Semua menyaksikan bahawa amal ini adalah amalyang sholeh, yang diikhlaskan kerana Allah. Tetapi firman Allah: “Kalian Hafadzah, pencatat amal hambaKu, sedang Akulahyang mengintip hatinya, amal yang ini tidak keranaAku, yang dimaksudkan olehnya itu adalah selaindaripadaKu; tidak diikhlaskan kepadaKu. Aku lebihmengetahui daripada kamu apa yang dimaksudkan olehnyadengan amalnya itu. Aku laknat mereka, menipu kepadaorang lain,dan juga menipu kepadamu(Malaikat-malaikatHafadzah) tapi Aku ini tidak akan tertipu olehnya. Akuini Yang Paling Tahu akan hal yang ghaib-ghaib. Akulahyang melihat isi hatinya, dan tidak akan samarkepadaKu setiap apa pun yang samar, tidak akantersembunyi bagiKu setiap apa pun yang tersembunyi.PengetahuanKu atas apa yang telah terjadi sama denganpengetahuanKu akan apa yang bakal terjadi.PengetahuanKu atas apa yang telah lewat sama denganpengetahuanKu kepada yang akan datang. PengetahuanKukepada orang-orang yang terdahulu sebagaimanaPengetahuanKu kepada orang-orang yang kemudian. Aku Lebih Tahu atas apa pun yang lebih samar dari padarahsia. Bagaimana bisa hambaKu dengan amalnya itumenipuKu, bisa juga mereka itu menipu kepadamakhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku iniYang Mengetahui kepada yang ghaib-ghaib. LaknatKu tetap kepadanya.” Kata ketujuh Malaikat dan 3000 Malaikat yangmenyertai: “Ya Tuhan, dengan demikian tetaplahLaknatMu dan laknat kami semua bagi mereka.” Maka semua yang ada di langit mengucapkan: “Tetaplahlaknat Allah kepadanya, laknatnya orang-orang yangmelaknat.” Sayyidina Mu’adz(yang meriwayatkan hadis ini) kemudianmenangis dengan terisak-isak dan berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana aku bisa selamat dari apayang diceritakan itu?” Sabda Rasulullah: “Hai Mu’adz, ikutlah Nabimu dalam soal keyakinan!” Aku bertanya kembali: “Tuan ini adalah Rasulullah,sedangkan saya ini hanyalah si Mu’adz bin Jabal.Bagaimana saya bisa selamat dan bagaimana bisaterlepas dari bahaya tersebut” Bersabda Rasulullah: “Ya begitulah, seandainya dalam amalmu ada kelengahan,maka tahanlah mulut mu jangan sampai menjelekkan oranglain dan juga kepada saudara-saudara mu sesama ulama;apabila kamu hendak hendak menjelekkan orang lain,kamu harus ingat kepada dirimu sendiri, sebagaimanaengkau tahu bahwa dirimu pun penuh dengan aib-aib,jangan membersihkan dirimu dengan menjelekkan oranglain, jangan mengangkat diri sendiri dengan menekanorang lain, jangan riya dengan amalmu agar amalmu itudiketahui orang lain; dan janganlah termasuk orangyang mementingkan keduniaan dengan melupakan akhirat,kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahaldisebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik,dan jangan takabbur kepada orang lain, nanti akanluput bagimu kebaikan dunia dan akhirat, dan janganberkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supayaorang-orang takut akan keburukan akhlakmu itu, janganmembangkit-bangkit apabila membuat kebaikan, janganmerobek-robek (peribadi) orang lain dengan sebabmulutmu, kelak engkau akan dirobek-robek olehanjing-anjing jahanam yakni sebagaimana firman Allahyang bermaksud: “Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badanmanusia. Jadi mengoyak-ngoyak daging dari tulang.” Aku berkata: “Ya Rasulullah, siapa yang akan kuatmenanggung penderitaan semacam ini.” Jawab Rasulullah saw: “Mua’adz, yang kami ceritakantadi itu, akan mudah bagi mereka yang dimudahkan olehAllah SWT, cukup untuk menggalang semua itu; kamuharus menyayangi orang lain sebagaimana kamumenyayangi dirimu sendiri, dan benci bagi orang lainapa-apa yang dibenci olehmu sendiri, apabila demikian,maka kamu akan selamat dan pasti dirimu akanterhindar. Kata Khalid bin Ma’dan (yang meriwayatkan Haditstersebut dari Sayyidina Mu’adz). “Sayyidina Mu’adz sering membaca Hadits inisebagaimana seringnya membaca Al Quran, mempelajariHadits ini sebagaimana mempelajari Al Quran dalammajlisnya.” Tiada daya dan upaya melainkan dengan Allah yang MahaMengetahui dan Maha Besar Bermula ikhlas itu satu rahsia daripada rahsia aku,aku taruhkan ia dihati hamba yang aku kasihi daripadahamba-hamba ku.”

One thought on “Sedikit Tazkirah

Leave a comment